;)



Kita patut bersyukur kerna diberikan sahabat yang mahu menolong di sewaktu kita menghadapi kesusahan.. Tapi, bukti sahabat sejati itu datangnya dari kesefahaman dan keprihatinan yang diberikannya kepada kita..
Resimay
To hoom it mei kansern,
I waunt to aply for the job what I saw in the paper.
I can Type realee quik wit one finggar and do sum a counting..
I think I am good on the phone and I no I am a pepole person,
Pepole really seam to respond
to me well. Certain women and all the menn.
I no my spelling is not to good but find that I Offen can get a job thru my persinalety.
My salerery is open so we can diskas wat you want to pay me and wat you think that I am wort,
I can start emeditely. Thank you in advanse fore yore anser.
hopfuly Yore best aplicant so farr.
Sinseerly,
lotty
PS : Because my resimay is a bit short - below is a pickture of me.
Employer's response:
Dear Lotty ,
It's OK honey, we've got spell checker.
See you Monday...
Apapun Yang Terjadi
Berjalanlah Tanpa Henti
Air Mata Tertahan
Waktu Untuk Dijatuhkan
Nanti Kita Kan Tahu
Betapa Bijaknya Hidup
Sepahit Apapun Ini
Pelajaran Yang Berarti
Semoga Kepergianmu
Tak Akan Merubah Apapun
Semoga
Mampu Kulawan Kesepianku
Nanti Kita Kan Tahu
Betapa Bijaknya Hidup
Sepahit Apapun Ini
Pelajaran Yang Berarti
Semoga Kepergianmu
Tak Akan Merubah Apapun
Semoga
Mampu Kulawan Kesepianku
Hooo
Semoga Kepergianmu
Tak Akan Merubah Apapun
Semoga Mampu Kulawan Kesepianku
Semoga Kepergianmu
Tak Akan
Semoga Mampu Kulawan Kesepianku
Apapun Yang Terjadi
Berjalanlah Tanpa Henti
Share your memories online with anyone you want anyone you want.
|
Pengemis Buta Dan Rasulullah SAW
|
Pada suatu hari, bapanya telah menghadiahkannya dengan seguni paku.
"Untuk apakah paku-paku ini ayah?" tanya pemuda tersebut.
"Setiap kali kamu marah, kamu pakulah tembok batu di hadapan rumah kita
ini, bagi melepaskan kemarahan mu" jawab ayahnya.
Pada hari yang pertama sahaja, pemuda itu telah memaku sebanyak 37 batang paku pada tembok batu
tersebut. Selepas beberapa minggu, setelah dia dapat mengurangkan kemarahannya, jumlah paku yang digunakan juga berkurangan. Dia mendapati, adalah lebih mudah mengawal kemarahannya dari memukul paku menembusi tembok batu tersebut.
Akhirnya tibalah pada suatu hari, dimana pemuda tersebut tidak marah, walau sekali pun.
Dia pun memberitahu ayahnya mengenai perkara tersebut dengan gembira.
Bapanya mengucapkan tahniah dan menyuruh dia mencabut kembali paku itu
satu persatu, pada setiap hari yang ia lalui tanpa kemarahan.
Hari berganti hari, dan akhirnya dia berjaya mencabut kesemua paku-paku
tersebut. Pemuda tersebut lantas memberitahu perkara tersebut
kepada bapanya dengan bangganya.
Bapanya lantas memimpin tangannya ke tembok tersebut dan berkata:
"Kau telah melakukannya dengan baik anakku, tetapi lihatlah kesan lubang-lubang
di tembok batu tersebut, tembok itu tidak akan kelihatan sama lagi
seperti sebelumnya